Contoh Mad
kali ini akan berbagi wawasan yang Membahas tentang pengertiannya, jumlah huruf, contoh bacaannya, dan 13 pembagian Mad Far’i : Mad Wajib Muttashil, Mad Jaiz Munfashil, Mad ‘Aridh lis Sukun, Mad Badal, Mad ‘Iwadh, Mad Lazim Mutsaqqal Kilmi, Mad Lazim Mukhoffaf Kilmi, Mad Lazim Mutsaqqal Harfi, Mad Lazim Mukhaffaf Harfi, Mad Farq, บ้า ลายิน, Mad Shilah, dan Mad Tamkin.
A. Pengertian mad dan qashar
Menurut Muhammad Mahmud dalam kitab Hidayatul Mustafid dinyatakan bahwa mad dalam arti bahasa adalah اَلْمَطُّ (memanjangkan) atau اَلزِّيَادَةُ (tambah). Sedangkan menurut arti istilah adalah:
اَلْمَدُّ هُوَ اِطَالَةُ الصَّوْتِ بِحَرْفٍ مِنَ الْحُرُوْفِ اْلمَدِّ
“Mad yaitu memanjangkan suara dengan suatu huruf diantara huruf-huruf mad”
Menurut imam Asy-Syathibi, Mad merupakan memanjangkan bunyi huruf atau huruf layyin ketika bertemu hamzah atau huruf mati. Asy-syathibi mendefinisikan Mad dengan menisbatkan huruf mad dalam suatu kata.
Pengertian pertama Asy-Syathibi mirip dengan pengertian oleh Muhammad Mahmud diatas. Dan pada pengertian kedua ini menunjukkan adanya perbedaan dengan pengertian yang lazim dipakai, sebab huruf yang di isbatkan sebenarnya bukan mad akan tetapi dianggap mad. ตัวอย่างเช่น : دَرَسْتَ pada Q.S Al-An’am, ayat 105 dibaca panjang dengan دَارَسْتَ
Sedangkan pengertian Qashar menurut arti bahasa adalah “tertahan”. Menurut arti istilah yaitu memendekkan bunyi huruf mad atau layyin yang aslinya dibaca panjang atau membuang huruf mad dari suatu kata.
B. Huruf-huruf mad
Huruf mad yang dipanjangkan ada tiga macam, นั่นคือ:
1. Huruf و mati yang jatuh setelah huruf bertanda baca dhommah.
Contoh :
جَعَلُوْا , ظَلَمُوْا . ذَكَرُوْا , عَلِمُوْا
2. Huruf ي mati yang jatuh setelah huruf bertanda baca kasroh.
Contoh
اَلْخَبِيْرُ , اَلْحَلِيْمُ , حَافِظِيْنَ , فِيْهَا
3. Huruf ا mati yang jatuh setelah huruf bertanda baca fathah.
Contoh
اَلصَّلَاةُ , اَلصِّيَامُ , اَلزَّكَاةُ
Maka jika ada huruf-huruf hijaiyah yang disertai huruf mad tersebut, harus dibaca panjang. dan panjangnya sesuai ketentuan yang berlaku.
C. Panjang bacaan mad
Panjang bacaan mad terdapat tiga bagian yaitu:
1. Panjang yang pendek ( اَلْقَصَرُ) yaitu cara membaca huruf mad sepanjang 1 alif (dua ketukan/harakat)
2. Panjang yang tengah-tengah (اَلتَّوَسُّطُ) yaitu cara membaca huruf mad sepanjang 1 ½ alif (3 ketukan/harakat)
3. Panjang yang panjang (اَلطُّوْلُ) yaitu cara membaca huruf mad sepanjang 2 ½ alif (5 ketukan/harakat) atau 3 alif (6 ketukan)
D. Pembagian Mad
Bacaan mad dibagi menjadi 2 bagian yaitu yaitu Mad Asli (مَدْ اَصْلِى) dan Mad Far’i (مَدْ فَرْعِى)
Mad asli menurut bahasa yaitu mad yang masih asli, adalah panjang bacaannya tetap satu alif atau 2 ketukan.
Sedangkan menurut pengertian istilah adalah:
المَدُّ الطَّبِيْعِي اَّلذِي لَاتَقُوْمُ ذَاتُ حَرْفِ اْلمَدِّ اِلَّا بِهِ
Maksud dari pengertian ini yaitu bahwa panjang bacaan mad tak melebihi panjang semula, yakni satu alif karena tak dimasuki hamzah ataupun sukun. Dalam kondisi demikian, mad asli disebut juga Mad Thabi’i ( ُّاَلْمَدُّ الطَّبِيْعِي) Yaitu mad yang sesuai dengan watak aslinya yang selamat dari tambahan hamzah dan sukun, sehingga tidak menambah panjang bacaaan semula.
Setiap alif yang jatuh setelah huruf berharakat fathah, ya’ yang jatuh setelah huruf berharakat kasrah, wawu jatuh setelah huruf berharakat dhomah, maka dibaca mad thabi’i yang artinya dibaca dengan panjang bacaannya satu alif.
Contoh
Mad asli (Mad Thabi’i)
Mad asli (Mad Thabi’i) dibagi menjadi dua bagian, นั่นคือ:
1. Mad Asli Zhahiry (مَدْ أَصْلِى ظَاهِرِى) yaitu mad asli yang huruf madnya jelas berikut bacaaanya. Contohnya sebagaimana diatas.
2. Mad Asli Muqaddar (مَدْ أَصْلِى مُقَدَّرْ) yaitu mad asli yang huruf madnya tidak jelas, namun bacaannya sepanjang mad asli. Mad kedua ini dalam Mushaf Utsmani ditandai adanya fathah tegak, kasroh tegak dan dhommah terbalik.
Contoh:
Mad Far’i
Sedangkan yang dimaksud Mad Far’i adalah mad cabang. Dalam arti istilah ayat :”Mad yang melebihi mad asli dikarenakan ada hamzah dan sukun“.
Pada pengertian diatas, ditunjukkan bahwa Mad Far’i dibaca lebih dari satu alif. Ketentuan ini berlaku setelah huruf mad didepanya terdapat hamzah atau sukun, hingga cara membacanya melebihi yang semestinya. Dalam pengertian itu juga disebutkan bahwa panjang bacaannya yang menyebabkan perselisihan: berapakah panjang yang sebenarnya dan harus bertemu apa, hamzah atau sukun.
Perselisihan ini mengakibatkan pembagian Mad Far’i sebanyak 13 macam yaitu:
1. Mad Wajib Muttashil ( المدالواجب المتّصل )
2. Mad Jaiz Munfashil ( المد الجائز المنفصل )
3. Mad ‘Aridh lis Sukun ( المد العارض للسّكون )
4. Mad Badal ( المد البدل )
5. Mad ‘Iwadh ( المد العواض )
6. Mad Lazim Mutsaqqal Kilmi ( المد اللازم المثقّل الكلمى )
7. Mad Lazim Mukhaffaf Kilmi ( المد اللازم المخفّف الكلمى )
8. Mad Lazim Mutsaqqal Harfi ( المد اللازم المثقّل الحرفى )
9. Mad Lazim Mukhaffaf Harfi ( المد اللازم المخفّف الحرفى )
10. บ้า ลายิน ( المد اللين )
11. Mad Shilah ( المد الصلة )
12. Mad Farq ( المد الفرق )
13. Mad Tamkin ( المد التمكين )
1. Bacaan Mad Wajib Muttashil
Mad Wajib memiliki arti wajib dibaca panjang, sedangkan Muttashil artinya bersambung. Jadi mad wajib muttashil ialah wajib dibaca panjang. Karena ada huruf mad dalam satu kalimat dengan hamzah. Pengertian itu diperjelas oleh Mahmud Muhammad dalam batasan:
هُوَاَنْ يَكُوْنَ المَدُّ وَاْلهَمْزَةُ فِى كَلِمَةٍ وَاحِدَةٍ
“Antara mad dan hamzah terdiri atas satu kalimat”
Ukuran panjang bacaan mad wajib muttashil adalah 2 ½ alif (5 ketukan). Panjang pendek ketukan tersebut disesuaikan dengan irama bacaan yang dialunkan. Karenanya, diharapkan dalam bacaannya tidak melebihi ketentuan yang sudah disepakati oleh ulama ahli Qurra’.
Contoh:
2. Bacaan Mad Jaiz Munfashil
Mad Jaiz artinya boleh dibaca panjang dan boleh tidak dari ketentuan mad asli, sedangkan munfashil artinya terpisah. Jadi yang dimaksud dengan Mad Jaiz Munfashil adalah kebolehan membaca panjang karena ada huruf mad bertemu hamzah dalam dua kalimat. Pengertian ini selanjutnya diungkapkan oleh Muhammad Mahmud sebagi berikut:
هُوَ مَاكَانَ حَرْفُ الْمَـدِّ فِى كَلِمَةٍ وَالْهَمْزَةُ فِى كَلِمَةٍ اُخْرَى
“Disebut Mad Jaiz Munfashil karena huruf mad berada disatu kalimat sedang hamzah berada di kalimat lain”.
Dari pengertian yang diterangkan diatas bahwa cara membaca Mad Jaiz Munfashil tidak wajib dibaca panjang seperti Mad Wajib Muttashil, karenanya terdapat 5 macam cara membacanya yaitu:
ก. Imam Nawawi dan Imam Hamzah membacanya 3 alif (6 ketukan)
ข. Imam Ashim seorang guru dari Imam Hafas dan syu’bah membacanya 2 ½ alif (5 ketukan). Bacaan inilah yang banyak dianut ahli Qurra’.
c. Imam Ibnu Amer dan Imam Kisa’i membacanya 2 alif (4 ketukan)
d. Imam Qolun dan Imam Dury membacanya 1 ½ alif (3 ketukan)
e. Imam Ibnu Katsir dan Imam Susy membacanya 1 alif (2 ketukan).
Contoh:
3. Bacaan Mad Aridhlis Sukun
Mad yaitu artinya panjang, sedangkan Aridh lis Sukun artinya baru karena dimatikan atau diwakafkan. Maka yang dimaksud dengan Mad Aridh lis Sukun yaitu bacaan panjang karena ada pertemuan antara huruf mad dengan huruf yang dimatikan (sukun) setelah diwakafkan. Pengertian itu diperjelas oleh Muhammad Mahmud sebagai berikut:
ِّهُوَ اْلوَقْفُ عَلٰیاٰخِرِ اْلكَلِمَةِ وَكَانَ قَبْلَ اْلحَرْفِ اْلمَوْقُوْفِ عَلَيْهِ اَحَدُ حُرُوْفِ اْلمَدِّ الطَّبِيْعِي
“Berhenti pada akhir kalimat dan sebelum huruf yang di hentikan itu ada huruf Mad Thabi’i”
Para ulama Qurra’ belum sepakat sepenuhnya mengenai seberapa panjang bacaan Mad Aridh lis Sukun ini. Sebagian ada yang membaca qashar dengan 1 alif, sebagian juga ada yang membaca tawasuth yaitu dengan 2 alif, dan ada yang membacanya thulun dengan 3 alif. Dan pendapat terakhir inilah yang paling banyak dipakai oleh Ahlul Qurra’.
Contoh :
4. Bacaan Mad Badal
Badal dalam arti bahasa adalah pengganti. Sedangkan menurut istilah adalah:
هُوَ اَنْ يَجْتَمَعَ المَدُّ وَاْلهَمْزَةُ فِى كَلِمَةٍ لكِنْ تَتَقَدَّمَ اْلهَمْزَةُ عَلَى اْلَمدِّ
“Huruf mad dan hamzah berkumpul dalam satu kalimat akan tetapi yang hamzah tersebut lebih dulu daripada mad”.
Para ulama’ sepakat, panjang bacaan mad badal yaitu 1 alif, sebagaimana mad Thabi’i. Dikatakan mad badal dikarenakan mad itu sebagai Badal (pengganti) dari huruf hamzah yang dibuang. Mad badal semula berupa hamzah, lalu diganti dengan bacaan ini. Alasan penggantian itu sebab ada dua hamzah dalam satu kalimat yang pertama hidup sedangkan yang kedua mati, maka hamzah yang mati itu diganti mad, agar membacanya tak terlalu berat.
Contoh:
5. Bacaan Mad Iwadh
Iwadh artinya pengganti, sedang yang dimaksud mad iwadh adalah:
هُوَ الوَقْفُ عَلَى التَّنْوِيْنِ المَنْصُوْبِ فِى اٰخِرِ الكَلِمَةِ
“Mad yang terjadi karena wakaf (berhenti) pada lafad yang ditanwin, dibaca nashab di akhir kalimat”
Pada pengertian tersebut, tampak bahwa mad iwadh semula berupa kalimat yang dibaca nasab, kemudian diwakafkan sehingga tanwinnya diganti dengan tanda baca biasa (bukan tanwin). Setelah diganti, maka cara membacanya menjadi lebih panjang. Dan untuk panjang bacaannya sekitar 1 alif (2 ketukan).
Contoh :
6. Bacaan Mad Lazim Mutsaqqal Kilmi
Mad lazim yaitu artinya kelaziman untuk memanjangkan. Sedangkan Mutsaqqal berarti berat, dan kilmi memiliki arti satu kalimat. Maka yang dimaksud Mad Lazim Mutsaqqal adalah bacaan mad yang dipanjangkan, karena ada tasydid di dalam satu kalimat. Pengertian ini selanjutnya dirumuskan Muhammad Mahmud sebagai berikut:
هُوَ اَنْ يَكُوْنَ بَعْدَ حَرْفِ اْلمَدِّ حَرْفٌ مُشَدَّدٌ فِى كَلِمَةٍ وَاحِدَةٍ
“Mad yang terjadi karena setelah huruf mad ada huruf yang ditasydid dalam satu kalimat”
Tasydid merupakan huruf dobel (ganda) yang satu hidupdan yang satu mati, dan yang mati itu sama dengan sukun. Sebab itu, jika ada huruf mad yang bertemu dengan sukun (dalam hal ini tasydid), maka kelaziman untuk dibaca panjang dengan syarat antara huruf mad dan huruf yang ditasydid itu masih satu kalimat.
panjang bacaan ini semua ulama Qurra sepakat 3 alif atau (6 ketukan)ز
Contoh:
7. Bacaan Mad Lazim Mukhaffaf Kilmi
Mad Lazim yaitu artinya kelaziman untuk dipanjangkan, sedang mukhaffaf artinya diringankan, dan kilmi yaitu artinya satu kalimat. Maka yang dimaksud Mad Lazim Mukhaffaf Kilmi yaitu bacaan mad yang terjadi ketika huruf mad bertemu dengan huruf yang mati pada satu kalimat. Pengertian ini selanjutnya dirumuskan oleh Muhammad Mahmud sebagai berikut:
هُوَاَنْ يَكُوْنَ بَعْدَ حَرْفِ اْلمَدِّ حَرْفٌ سَاكِنٌ
“Mad yang terjadi disebabkan setelah huruf mad ada huruf yang mati atau disukun”
Cara membacanya agak ringan dibandingkan dengan Mad Lazim Mutsaqqal Kilmi, tetapi dalam panjang bacaanya sama, นั่นคือ 3 alif (6 ketukan). Sebab itu, perbedaaan kedua mad itu adalah: jika mad lazim mutsaqqal setelah mad ada huruf yang di tasydid, sedang mad lazim mukhaffaf setelah huruf mad ada huruf yang disukun. Adapun persamaannya yaitu : sama-sama dibaca panjang 3 alif serta sama-sama dalam satu kalimat.
Contoh Mad Lazim Mukhaffaf Kilmi :
1 مَحْيَاۤيْ Setelah mad ada huruf yang disukun
2 آَلْآنَ Setelah mad ada huruf yang disukun
8. Bacaan Mad Lazim Mutsaqqal Harfi
Mad Lazim artinya kelaziman membaca panjang, Mutsaqqal artinya berat dan Harfi berarti dalam huruf. Maka yang dimaksud dengan Mad Lazim Mutsaqqal Harfi yaitu bacaan mad yang terjadi pada huruf tertentu di permulaan surah tertentu. pengertian itu kemudian dirumuskan Muhammad Mahmud sebagai berikut:
هُوَ اَنْ يُوْجَدَ حَرْفٌ فِى فَوَاتِحِ السُّوَرِ هِجَاؤُهُ ثَلَاثَةُ أَحْرُفٍ اَوْ سَطُهَا حَرْفُ مَدِّ وَالثَّالِثُ سَاكِنٌ
“Mad yang ditemukan pada huruf permulaan surah dan huruf itu mempunyai 3 bagian huruf, huruf kedua adalah huruf mad, sedang huruf yang terakhir adalah huruf yang disukun”.
Dari pengertian diatas, dapat ditentukan syarat-syarat Mad Lazim Mutsaqqal Harfi yaitu:
1. Terjadi pada huruf di permulaan surah
2. Huruf yang dimaksud bersifat 3 bagian huruf. Misalnya huruf صَادْ , maka bagian huruf itu adalah ص , ا , د dimana huruf tengah mad, sedangkan huruf terakhir mati.
3. Cara membacanya sepanjang 3 alif (6 ketukan).
Di dalam Al-Qur’an, huruf-huruf yang digunakan pada permulaan surah yang disebut dengan Fawatihus Suwar ( فَوَاتِحُ السُّوَرِ )* adalah sebagai berikut:
1. Q.S. Al-Baqarah : الٓــمّٓ
2. Q.S. Aali-Imran : الٓــمّٓ
3. Q.S. Al-A’raf : الٓـمّٓصٓ
9. Bacaan Mad Lazim Mukhaffaf Harfi
Mad Lazim yaitu artinya kelaziman untuk dipanjangkan, sedang mukhaffaf artinya diringankan, harfi memiliki arti yang bersifat huruf. Maka yang dimaksud dengan Mad Lazim Mukhaffaf Harfi yaitu Mad yang biasa terjadi pada huruf permulaan surah yang hurufnya bersifat dua bagian. Pengertian ini kemudian dirumuskan oleh Muhammad Mahmud sebagai berikut:
هُوَ مَاكَانَ اْلحَرْفُ فِيْهِ عَلَى حَرْفَيْنِ
“Mad bertemu dengan huruf yang bersifat dua bagian”
Dari pengertian tersebut, maka bisa ditentukan syarat-syarat Mad Lazim Mukhaffaf Harfi yaitu:
1. Terjadi pada huruf dipermulaan surah
2. Huruf yang dimaksud bersifat 2 bagian, contohnya huruf ها yang terdiri dari: ا dan هـ
3. Panjangnya 1 alif (2 harakat),
Beranjak dari huruf-huruf yang mengawali surah di atas, maka huruf Mad Lazim Mukhaffaf Harfi ada 5 macam yaitu terkumpul dalam lafadz: َحَيٌّ طَهُر
Contoh:
1 طٰهٰ Mad bertemu huruf sebangsa 2 dalam satu kalimat
2 حٰـمٓ Mad bertemu huruf sebangsa 2 dalam satu kalimat
3 الٓــمّٓرٰ Mad bertemu huruf sebangsa 2 dalam satu kalimat
Dalam Mushaf Utsmani, Mad ini ditandai dengan tanda baca ( ا ) pada huruf yang mengawali surah.
10. Bacaan Mad Layyin
Mad Layyin yaitu adalah mad yang terjadi pada huruf wawu dan ya’ yang jatuh setelah tanda baca fathah, dengan syarat cara membacanya tetap diwashalkan (terus), dan tidak boleh diwakafkan (berhenti), karena jika berhenti maka menjadi qalqalah kubra.
Panjang bacaan Mad Layyin yaitu 1 alif (2 harakat) jika ditengah-tengah kalimat, dan 2 alif atau 3 alif jika diakhir kalimat.
Contoh:
1 بَيْتٌ Bai-tun Huruf layyin jatuh setelah fathah
2 خَوْفٌ Khau-fun Huruf layyin jatuh setelah fathah
3 رَيْبٌ Rai-bun Huruf layyin jatuh setelah fathah
4 غَيْبٌ Ghai-bun Huruf layyin jatuh setelah fathah
11. Bacaan Mad Shilah
Mad Shilah artinya bacaan mad yang tersambung. Atau dengan istilah lain Mad Shilah yaitu huruf mad tambahan yang diperkirakan setelah huruf ha’ dhomir, yang dikira-kirakan dengan harakat dhmmah ataupun kasrah. Pengertian ini kemudian dipertegas oleh Muhammad Mahmud sebagai berikut:
هُوَحَرْفُ مَدٍّ زَائِدٍ مُقَدَّرٌ بَعْدَ اْلهَاءِ الضَّمِيْرِ وَقُدِّرَ بِحَرَكَتَيْنِ حَالَ ضَمِّهِ وَكَسْرِهِ
“Mad shilah adalah huruf mad tambahan yang dikira-kirakan setelah ha’ dhamir dan dikira-kirakan dengan harakat dhammah dan kasrah”.
Yang dimaksud dengan ha’ dhamir dalam pengertian ini adalah ha’ sebagai kata ganti, misalnya: ىـــــــهُ, ىـــــــهٖ , ىـــــــهٰ
Mad Shilah dibagi dua macam yaitu :
ก. Mad Shilah Qashir ( المَدُّ الصِّلَةُ القَصِيْرَةُ )
ข. Mad Shilah Thawil ( المَدُّ الصِّلَةُ الطَّوِيْلَةُ )
Mad Shilah Qashir adalah apabila ada dhamir jatuh setelah huruf hidup dan tidak bersambung dengan kalimat sesudahnya yang diberi al-Ta’rif ( اَلْــ تَعْرِيْف )
Cara membaca Mad Shilah Qoshir adalah 1 alif dan ada yang membacanya 2 alif.
Contoh:
1 إِنَّهٗ كَانَ Dhamir jatuh setelah huruf hidup dan tidak sambung hamzah
2 وَلَهٗ مَا فِى السَّمٰوٰاتِ Dhamir jatuh setelah huruf hidup dan tidak sambung hamzah
12. Bacaan Mad Farqu
Mad Farqu yaitu artinya mad pembeda, atau dengan istilah lain mad farqu yaityu mad yang memiliki fungsi pembeda antara istifham (kata tanya) dengan khabar (berita). hingga jika tidak ada mad ini, maka orang akan menyangka bahwa hamzah khabar, padahal sebenarnya hamzah itu yang berfungsi untuk istifham (kata tanya).
Panjang bacaan Mad farqu yaitu 3 alif (6 harakat). Di dalam al-Qur’an, bacaan Mad farqu ini ada 4 tempat yaitu:
1 Al An’am: 143 آالذّٓكَرَيْنِ Mad sebagai istifham
2 Al An’am: 144 آالذّٓكَرَيْنِ Mad sebagai istifham
3 Yunus: 59 آاللهُ Mad sebagai istifham
4 An Naml: 59 آاللهُ Mad sebagai istifham
13. Bacaan Mad Tamkin
Mad Tamkin yaitu mad karena ada dua ya’ yang satu mati dan yang lain hidup, bertanda baca kasrah dan tasydid. Ya’ yang berkasrah dan bertasydid itu lebih dahulu daripada ya’ yang mati tersebut
Untuk panjang bacaan mad ini yaitu 1 alif (2 harakat).
Contoh:
1 حُيِّيْتُمْ Sebelum ya’ ada ya’ kasrah dan tasydid
2 اَلنَّبِيِّيْنَ Sebelum ya’ ada ya’ kasrah dan tasydid
14. Bacaan Qashar
Sebagaimana yang diterangkan dalam pengertian di atas tadi, bahwa bacaan qashar adalah bacaan yang dipendekkan, yang semula bacaan itu panjang. Dalam hal ini, kita bisa merujuk kepada pendapat Imam Hafaz tentang bacaan-bacaan yang di qasharkan dengan uraian berikut ini:
1. Shafrun Mustadir (صَفْرٌمُسْتَدِيْرٌ) yaitu tanda lingkaran seperti bentuk bola (O) yang tertulis pada lafal yang diqasharkan.
2. Shafrun Mustathil (صَفْرٌمُسْتَطِيْلٌ) yaitu tanda lingkaran yang memanjang seperti bentuk telur burung merpati (0) yang ditulis diatas lafal yang diqasharkan.
Bacaan dalam al-Qur’an yang bertanda Shafrun Mustadir harus dibaca pendek, baik diwashalkan (terus) maupun diwakafkan (berhenti).
Contoh:
1 Al Kahfi: 23 لِشَا۫ئٍ لِشَئٍ
Demikianlah penjelasan tentang mad, หวังว่ามันจะมีประโยชน์
Artikel lainya :
- Tanda Tanda Waqaf dan Pegertian Beserta Contohnya
- Ibtida’ Beserta Waqaf dan Washal (ความเข้าใจ, Pembagian, Tanda dan Cara Baca)
- Cara Baca Al_Qur’an (Huruf Hijaiyah dan Tanda Baca)
The post Contoh Mad appeared first on this page.