Arti Tabayyun
Pada kali ini kita akan membahas makalah atau materi tentang arti tabayyun yang juga meliputi penjelasan, arti dan maknanya lengkap
Penafsiran Tabayyun
Makna tabayyun dalam bahasa indonesia merupakan mencari kejelasan tentang suatu sampai jelas benar keadaannya. Sebaliknya secara sebutan merupakan mempelajari serta meyeleksi kabar, tidak tergesa- gesa dalam memutuskan permasalahan baik dalam perihal hukum, kebijakan serta sebagainya sampai jelas benar permasalahannya.
Imam Asy Syaukani rahimahullah mengatakan
Sifat tabayyun merupakan akhlaq mulia yaitu prinsip yang penting dalam melindungi kemurnian ajaran Islam serta keharmonisan dalam pergaulan. Bisa diteliti dari hadits- hadits Rasulullaah saw yang sudah pasti keshahihannnya yaitu antara lain adalah sebab juga para ulama mempraktikkan prinsip tabayyun ini.
Begitu pula dalam kehidupan sosial warga, seorang hendak selamat dari salah faham ataupun permusuhan apalagi pertumpahan darah antar sesamanya sebab dia melaksanakan tabayyun dengan baik.
Dêrom, pantaslah Allah swt memerintahkan kepada orang yang beriman supaya senantiasa tabayyun dalam mengalami kabar yang di informasikan kepadanya supaya tidak meyesal di setelah itu hari,” Hai orang- orang yang beriman, bila tiba kepadamu orang fasik bawa sesuatu kabar, hingga periksalah dengan cermat( tabayyun), supaya kalian tidak menimpakan sesuatu bencana kepada sesuatu kalangan tanpa mengenali keadaannya yang menimbulkan kalian menyesal atas perbuatan itu”.
Bahaya meninggalkan tabayyun
1. Menuduh orang baik serta bersih dengan dusta
Semacam permasalahan yang mengenai istri Rasulullaah saw ialah Aisyah ra. Ia sudah dituduh
dengan tuduhan palsu oleh Abdullaah bin Ubai bin Salul, gembong munafiqin Madinah.
Isi tuduhanitu merupakan kalau Aisyah ra telah berbuat selingkuh dengan seseorang lelaki bernama Shofwan bin Muathal.
Sementara itu gimana bisa jadi Aisyah ra hendak melaksanakan perbuatan itu sehabis Allaah swt memuliakannya dengan Islam serta menjadikannya sebagai istri Rasulullaah saw.
Tetapi sebab gencarnya Abdullaah bin Ubai bin Salul menyebarkan kebohongan itu sehingga terdapat sebagian orang penduduk Madinah yang tanpa tabayyun, koreksi serta cermat turut menyebarkannya
sampai nyaris seluruh penduduk Madinah terbawa- bawa serta nyaris mempercayai kabar tersebut.
Tuduhan ini membuat Aisyah ra goncang serta stress, apalagi dialami pula oleh Rasulullaah saw serta mertuanya. Akhirnya Allah swt menurunkan ayat yang isinya mensucikan serta membebaskan
Aisyah ra dari tuduhan keji ini [baca QS Annuur 11- 12].
2. Mencuat kecemasan serta penyesalan
Diantara sahabat yang terbawa- bawa oleh kabar dusta yang disebarkan oleh Abdullaah bin Ubai bin Salul itu merupakan antara lain Misthah bin Atsasah serta Hasan bin Tsabit. Mereka itu hadapi kecemasan dan penyesalan yang dalam sehabis wahyu turun dari langit yang menerangkan
duduk perkaranya.
Mereka merasakan seakan- akan baru memsuki Islam saat sebelum hari itu, apalagi kecemasan serta penyesalan tersebut senantiasa mereka rasakan selamanya sampai mereka menemui Rabbnya[QS AlHujurat 6].
3. Terbentuknya kesalah fahaman apalagi pertumpahan darah.
Usamah bin Zaid ra bertutur: Rasulullaah saw sudah mengutus kami untuk sesuatu pertempuran, hingga kami datang di tempat yang dituju pada pagi hari. Kami pun menyerbu musuh.
Pada dikala itu aku serta seseorang dari kalangan Anshar mengejar salah seseorang musuh. Sehabis kami mengepungnya, musuh juga tak dapat melarikan diri. Di dikala seperti itu ia mengucapkan Laa Ilaaha illallaah.
Temanku dari Anshar sanggup menahan diri, sebaliknya saya langsung menghujamkan tombak sampai ia tewas. Sehabis aku datang di Madinah, berita itu hingga kepada Rasulullaah saw. Dia bersabda:” Hai Usamah, kenapa engkau membunuhnya sehabis dia mengucapkan Laa Ilaaha
Illallaah? Aku jawab:” Ia mengucapkan itu cuma buat melindungi diri”. Tetapi Rasulullaah saw terus mengulang- ulang persoalan itu, sampai aku merasa belum sempat masuk Islam sebelumnya (HR.
Bukhari].(
Dalam riwayat Muslim, Nabi saw bertanya kepada Usamah
” Apakah kalian sudah membedah hatinya?”). Hadits ini berikan uraian kalau Nabi saw marah kepada Usamah bin Zaid ra sebab dia sudah menewaskan musuhnya yang sudah mengucapkan Laa
Ilaaha Illallaah, sampai Nabi saw bertanya” Apakah engkau sudah teliti dengan jelas( tabayyun) hingga ke lubuk hatinya kalau dia mengucapkan Laa Ilaaha Illallaah itu sebab dia khawatir senjata serta mau melindungi diri…. dst?”.
Pemicu tiada tabayyun
1. Pada masa anak- anak.
Sesorang yang hidup di dasar asuhan orang tua yang tidak mempunyai sikap tabayyun, hingga perilaku tersebut nanti hendak menyerap ke dalam jiwa anaknya sampai kesimpulannya anak itupun jadi potret dari kedua orang tuanya ialah tidak mempunyai perilaku tabayyun.
2. Tertipu oleh kefasihan kata.
Adakalanya kuping seorang itu bila mencermati perkata manis dan menarik lalu jadi tertipu, sementara itu itu cumalah rayuan dan bunga- bunga perkataan, sehingga dia lalai serta tidak tabayyun.
Karena seperti itu Nabi saw bersabda tatkala merasakan indikasi ini,” Sesungguhnya
kamu mengajukan masalah kepadaku, serta barangkali sebagian dari kamu lebih pintar berdialog dengan alasan- alasannya daripada yang lain, maka barangsiapa yang saya putuskan dengan hak saudaranya karena kepintarannya bermain perkata, hingga berarti saya sudah mengambilkan
untuknya sepotong bara api neraka, hingga janganlah dia mengambilnya”[HR. Bukhari].
3. Lalai terhadap akibat buruknya.
Seorang tidak menyadari bahaya kurang baik meninggalkan tabayyun. Padahal dampaknya hendak mencemarkan nama baik orang, penyesalan diri dll.
Pengobatan terhadap perilaku tiada tabayyun
- Senatiasa tingkatkan ketaqwaan, sebab salahsatu di antara keutamaan taqwa merupakan Allaah hendak membagikan Furqan kepadanya, yaitu keahlian membedakan yang haq dari yang batil, yang benar dari yang bohong[QS AlAnfal 29].
- Berteman dengan orang- orang yang mempunyai perilaku tabayyun. Perihal ini hendak banyak berikan khasiat menurutnya kepada perilaku kritis, penuh pemikiran serta pertimbangan sampai dia selamat dari ketergelinciran dan salah langkah dalam mengambil langkah serta aksi.
- Membaca, menguasai, merenungi serta mengamalkan ayat- ayat yang membahas tabayyun ( misalnya AlHujurat 6, Annisaa 94).
- Menyesuikan diri buat senantiasa berprasangka baik terhadap muslim yang lain( QS. Annuur 12).
” Ya Rabb, lapangkanlah hati kami, buatlah tenang jiwa serta fikiran kami, berikan lah sifat tabayyun pada diri hamba, sehingga hamba bisa menyikapi seluruh kabar yang datang kepada kami dengan benar dan sesuai dengan kehendak- Mu”.
Oare artikels :
- arti tawadhu
- arti ya muqollibal qulub
- ma fi qalbi ghairullah artinya
- arti ana uhibbuka fillah
The post Arti Tabayyun appeared first on this page.